PENDAHULUAN
Sebelum membeberkan atau menjelaskan
semua hasil praktikum/percobaan yang
kami (warga Biologi Chemems [C]/V)
lakukan mengenai siklus hidup Drosophila melanogaster, kami mencoba
memberikan gambaran terlebih dahulu mengenai bagaimana Allah SWT. menciptakan
makhluknya sedemikian mungkin dengan segala kemanfaatan dan kerugiannya. Dalam
hal ini bagaimana Allah menciptakan binatang, tidak terkecuali Drosophila
melanogaster (lalat buah), dengan segala manfaat dan bahayanya.
Baiklah, ALLAH SWT berfirman dalam
surat An Nahl (lebah) ayat 68-69 :
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada
lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin Manusia, kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan & tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu), dari
perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi Manusia. Sesungguhnya pada demikian itu
benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan".
Dari ayat di atas dapat kita ketahui
bahwa Allah SWT meminta perhatian kepada para hamba-Nya agar memperhatikan
lebah. Allah telah memberikan instink kepada lebah sehingga mempunyai kemahiran
untuk membuat sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan dari rumah-rumah
yang di dirikan manusia. Seorang yang mau memperhatikan bagaimana kemahiran
lebah membuat sarangnya tentulah ia akan merasa heran karena takjub. Diambilnya
bahan-bahan yang serupa lilin dari seludang ikan dan bunga-bungaan kemudian
dari bahan itu dibuatnya sarang-sarangnya yang sangat mengagumkan bentuknya.
Sarang lebah mempunyai bentuk segi enam berangkai yang menurut para ahli
struktur bangunan bahwa segi enamlah, ruang yang paling banyak membuat isi
dibanding dengan segi-segi lain. Dan apabila memperhatikan dari segi bobotnya
sarang lebah itu terlalu ringan untuk menahan bobot yang begitu berat yaitu
madu, telur dan embrio-embrionya. Seorang yang mahir dalam ilmu bangunan akan
keheran-heranan melihat perbandingan yang begini mencolok, akan tetapi
kekuatannya boleh diandalkan. Hal ini menjadi bukti pula yang menunjukkan
kekuasaan Allah Yang Maha Esa.
Sesudah itu Allah SWT meminta
perhatian para hamba-Nya agar memikirkan bagaimana Allah telah memberikan
kemahiran kepada para lebah itu mengumpulkan sari makanan dari berbagai macam
buah-buahan dan bagaimana pula Allah SWT memberikan ilham kepadanya sehingga
lebah-lebah itu mempunyai kemampuan mengumpulkan sari-sari makanan dari
buah-buahan dan diubahnya menjadi madu yang tahan dan awet tidak mudah busuk.
Cara-cara itu ditempuhnya secara
turun temurun. lebah-lebah itu mengisap
sari makanan dari buah-buahan dan bunga-bungaan ke dalam perutnya dan dari
perutnya pula dikeluarkan madu yang bermacam macam warnanya, menurut jenisnya
dari lebah itu. Ada yang putih dan ada yang kekuning-kuningan dan ada pula yang
kemerah-merahan, sesuai dengan jenis lebah itu dan tergantung pula kepada
buah-buahan dan bunga-bungaan yang ada di sekitarnya. Di antara manfaat dari madu ialah sebagai
obat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Mungkin berguna sebagai ketahanan
tubuh dan mungkin sebagai obat terhadap sesuatu penyakit. Hal ini dapat
diterima oleh ilmu pengetahuan, karena madu itu termasuk sejenis makanan yang
mudah dicerna dan banyak mengandung berbagai macam vitamin bahkan seluruh macam
vitamin berada dalam madu itu. Hal ini sangat berguna bagi ketahanan tubuh
sehingga menyebabkan orang tahan terhadap berbagai macam penyakit. Di samping
itu pula menjadi obat bagi seseorang yang sedang ditimpa oleh sesuatu penyakit,
terutama bagi orang yang diserang beberapa penyakit kekurangan vitamin. Sebagai penjelas tentang fungsi madu ini dalam
sebuah Hadits dikatakan:
“Bahwa seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah saw, seraya berkata: "Sesungguhnya saudaraku perutnya
mulas", maka Rasulullah saw bersabda: "Minumilah ia madu",
kemudian orang itu memberikan minuman madu kepada yang sakit itu, lalu
datanglah orang itu kepada Rasulullah saw, seraya berkata: "Ya Rasulullah
saya telah memberikannya minuman madu, tetapi hasilnya bertambah mulas':
Rasulullah saw bersabda: "Pergilah dan minumi (lagi) lah ia madu",
maka orang itu pergi dan memberi si sakit madu, kemudian orang itu datang lagi
kepada Rasulullah saw seraya berkata: "Ya Rasulullah, hasilnya hanyalah
bertambah mulas", kemudian Rasulullah bersabda: "Allah berkata benar,
dan perut saudaramu berdusta, maka pergilah dan berilah saudaramu itu
madu". Lalu orang itu pergi dan memberi si sakit itu madu, kemudian si
sakit sembuh". (H.R Bukhari Muslim
dari Abu Sai'd Al Hudri)1
Kemudian dapat kita ketahui beberapa
faedah dari lebah sebagai berikut:
1. Madunya dapat jadikan minuman
yang lezat karena banyak mengandung vitamin yang sangat berguna bagi kesehatan.
2. Malamnya dapat dibuat sebagai
lilin untuk lampu untuk alat membatik dan keperluan-keperluan kerajinan lain.
3. Dapat melaksanakan penyerbukan di
antara bunga-bungaan yang berumah satu ataupun yang berumah dua, di antara
bunga jantan dan bunga betina.
4. Madunya juga dapat dijadikan
obat-obatan baik untuk menambah ketahanan tubuh atau untuk pengobatan
K.H. M. Quraish Shihab, dalam Tafsir
Al-Misbah-nya menerangkan
bahwa; Nama An-Nahl terambil dari kata itu yang disebut pada ayat 68 surah ini.
Hanya sekali itulah Al-Qur’an menyebutnya. Ada juga ulama yang menamainya surah
An-Ni’am karena banyak nikmat Allah yang
diuraikan di sini.
Selain itu, dalam menafsirkan tema dari
kata An-Nahl, Ia (K.H. M. Quraish Shihab) mengutip beberapa mufasir seperti Sayyid
Quthub, Thabathaba’I, Al-Biqa’I, dan As-Suyuthi.
Di antaranya ia simpulkan sebagaimana dikutip dari kesimpulan Thabathaba’I;
bahwa tujuan utama surah ini adalah penyampaian tentang dekatnya ketetapan
Allah yaitu kemenangan agama yang haq. Allah SWT. adalah Tuhan Yang Maha Esa
yang wajib disembah karena Dia yang mengatur alam raya. Penciptaan adalah hasil
perbuatan-Nya dan semua nikmat bersumber dari-Nya, tidak satu pun dari hal-hal
tersebut yang bersumber dari selainnya. Karena itu, hanya Allah yang wajib
disembah tidak satu pun selain-Nya. Disamping itu surah ini juga menjelaskan
bahwa menetapkan agama adalah wewenang Allah SWT dan ini berarti penolakan
kepercayaan kaum musyrikin serta dalih - dalih mereka mengingkari kehadiran
para rasul.
Di samping itu, Quraish juga mengutip dari
Mufassir Al- Biqa’i, berpendapat
bahwa tujuan pokok dan tema surah An- Nahl adalah membuktikan kesempurnaan
Allah dan keluasan ilmu-Nya, dan bahwa Dia bebas bertindak sesuai dengan
kehendaknya lagi tidak disentuh oleh sedikit kekurangan pun. Yang paling dapat
menunjukkan makna ini adalah sifat dan keadaan An-Nahl, yakni “lebah” yang
singguh menunjukkan pemahaman yang dalam serta keserasian yang mengagumkan
antara lain dalam membuat sarangnya. Demikian juga dengan pemeliharaannya dan
banyak lagi yang lain seperti keanekaragaman warna madu yang dihasilkannya
serta khasiat madu itu sebagai obat padahal sumber makanan lebah adalah kembang
dan buah-buahan yang bermanfaat dan juga yang berbahaya.2
Kemudian kaitannya dengan ayat
selanjutnya: “Allah menciptakan kamu, kemudian mewafatkan kamu; dan di antara
kamu ada yang dikembalikan kepada umur yang paling lemah (lanjut), supaya dia
tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (QS. 16:70).
Ayat ini menunjukkan bahwa semua
makhluk hidup akan mengalami suatu siklus kehidupan. Dari bayi kemudian balita,
beranjak remaja, kemudian dewasa dan tua. Dan pada akhirnya akan mati.
Allah SWT menjelaskan bahwa Dialah
yang menciptakan manusia seluruhnya yang pada mulanya tidak ada. Sesudah itu
Allah menentukan umurnya dengan umur yang berbeda-beda. Di antara manusia ada
yang mati di waktu berada dalam kandungan, ada yang mati di waktu lahir, ada
yang mati di waktu kecil dan di antaranya pula ada yang mati setelah mencapai
umur yang lanjut, yaitu setelah ia menjadi lemah pikirannya dan pikun.
Kekuatannya menjadi lemah dan pikirannya menjadi lemah pula.
Sahabat Ali bin Abi Thalib
mengatakan bahwa lanjut usia itu ialah
berumur 75 tahun, dan umur ini adalah umur yang umum dan tidak terlalu
panjang. Pada saat manusia diberi umur
yang lanjut, mereka itu keadaannya seperti dikembalikan pada masa bayi lagi.
Mereka menjadi pikun tidak mengetahui lagi sesuatupun yang pernah diketahuinya.
Di akhir ayat Allah SWT menegaskan
bahwa Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. Maksudnya Dialah yang mengetahui
hikmah dari kejadian manusia kemudian dimatikannya. Ada yang dimatikan di waktu
masih bayi dan ada yang dimatikan setelah lanjut usia. Kekuasaan Allah tidak
dapat disaingi oleh siapapun juga.
Dari
tiga ayat di atas semoga mendapat gambaran bagaimana proses Penciptaan-Nya,
dengan tanpa melupakan manfaat dan kerugian dari yang di Ciptakan-nya (Manusia,
binatang, tumbuhan dll) dan bagaimana
siklus kehidupan berlangsung. Dalam hal ini termasuk siklus hidup Drosophila
melanogaster, dari telur – larva instar 1 – larva instar 2 – larva instar 3
– prepupa – pupa – imago. Dan ada kemungkinan kematian dari beberapa siklus
tersebut. Selamat membaca.
1 Tafsir Al
Qur’an DEPAG (Departemen Agama)
2M. Quraish
Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta;
Lentera Hati, 2002), vol-6, h.416-519.