LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI
SIKLUS HIDUP
DROSOPHILA MELANOGASTER
Oleh :
Nama :
Ahmad Khaerudin
NIM : 59461222
Kelas : BIO –C-V
Kelompok : III
Asisten : Ali Imron
Siti Aisyah
LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS
TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH
NURJATI
CIREBON
2011
PENDAHULUAN
I. Tujuan
- Mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster.
- Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster.
II.
Teori Dasar
Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat
ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara
bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
Berikut merupakan
klasifikasi dari Drosophila melanogaster (Borror, 1992):
Kingdom
|
Animalia
|
Phyllum
|
Arthropoda
|
Kelas
|
Insecta
|
Ordo
|
Diptera
|
Famili
|
Drosophilidae
|
Genus
|
Drosophila
|
Spesies
|
Drosophila
melanogaster
|
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub
ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3,
mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas
dengan keluar dari bagian anterior pupa (Wheeler, 1981).
Adapun
ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya:
- Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
- Berukuran kecil, antara 3-5 mm.
- Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya.
- Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan.
- Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung.
- Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah.
- Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk.
- Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam
- Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.
Sedangkan
ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain;
Jantan
|
Betina
|
1. Ukuran tubuh lebih kecil dari
betina
|
1. Ukuran tubuh lebih besar dari
jantan
|
2. Sayap lebih pendek dari sayap
betina
|
2. Sayap lebih panjang dari sayap
jantan
|
3. Terdapat sisir kelamin (sex
comb)
|
3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex
comb)
|
4. Ujung abdomen tumpul dan lebih
hitam
|
4. Ujung abdomen runcing
|
Metamorfosis pada Drosophila termasuk
metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II –
larva instar III – pupa – imago. Fase perkembangan dari telur Drosophila
melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini.
Perkembangan dimulai segera setelah
terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik
di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari
telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti
ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003)
Periode kedua adalah periode setelah
menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada
sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat
dewasa (Silvia, 2003).
Tahap-tahap dari siklus hidup Dhrosophila melanogaster
berikut ciri-cirinya, antara lain :
Tahapan
|
Ciri-ciri
|
Umur
|
Telur
|
Berbentuk bulat lonjong, ukuran sekitar ± 0.5 mm,
berwarna putih susu, pada ujung anteriornya terdapat dua tangkai kecil
menyerupai sendok yang berfungsi agar telur tidak tenggelam, biasanya
terdapat pada permukaan media.
|
± 24 jam
|
Larva instar 1
|
Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih bening,
berukuran ± 1 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, belum
memiliki spirakel anterior.
|
|
Larva instar 2
|
Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran ± 2
mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, memiliki mulut dan gigi
berwarna hitam untuk makan, memiliki spirakel anterior.
|
± 2 hari
|
Tahapan
|
Ciri-ciri
|
Umur
|
Larva instar 3
|
Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih, berukuran ±
3-4 mm, bersegmen, berbentuk dan bergerak seperti cacing, memiliki mulut dan
gigi berwarna hitam lebih besar dan jelas terlihat dibanding larva instar 2,
memiliki spirakel anterior dan terdapat beberapa tonjolan pada spirakel
anteriornya.
|
± 3 hari
|
Prepupa
|
Terbentuk setelah larva instar 3 merayap pada dinding
botol, tidak aktif, melekatkan diri; berwarna putih; kutikula keras dan
memendek; tanpa kepala dan sayap
|
± 4 hari
|
Pupa
|
Tidak aktif dan melekatkan diri pada dinding botol,
berwarna coklat, kutikula keras, memendek, dan besegmen.
|
± 5 hari
|
Imago
|
Tubuh terbagi atas cephla, thorax, dan abdomen;
bersayap transparan; memiliki mata majemuk biasanya berwarna merah; dan
ciri-ciri lainnya menyerupai ciri lalat buah dewasa
|
± 9 hari
|
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus
hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut:
1. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam
kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28°C. Pada
suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan
pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan siklus hidupnya
relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang
tumbuh akan steril.
2. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila
melanogaster yang dikeluarkan
akan menurun apabila kekurangan
makanan. Lalat buah dewasa yang
kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu
membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi
individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan
sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972).
3. Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup
dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam
botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila
melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak
terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan
menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa.
4. Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih menyukai
cahaya remang-remang dan
akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.
III.
Alat dan Bahan
A L A T
|
B A H A N
|
Ø
Botol berisi medium dengan sumbat busa
Ø
Kantong plastik
|
Ø
Drosophila melanogaster
Ø
Buah-buahan yang membusuk
|
IV.
Metode Kerja
1. Menangkap Lalat Buah
Lalat buah dipancing untuk datang dengan memasukkan pisang atau buah-buahan lain yang sudah mulai membusuk ke dalam kantung plastik kosong. Setelah beberapa pasang lalat buah masuk ke dalam
plastik, lalat buah dipindahkan ke botol media. Makin banyak lalat yang tertangkap
makin baik, karena meningkatkan kemungkinan terdapatnya lalat betina dan memperkecil
kemungkinan adanya kontaminasi oleh jamur. Kemudian botol disimpan di tempat
teduh.
2. Memelihara Lalat Buah
Lalat buah dipelihara didalam botol berisi media. Media
yang digunakan dibuat dari pisang yang sudah dihancurkan dan ragi. Botol media
berisi lalat buah ini sebaiknya disimpan ditempat yang teduh.
Bila kultur terkontaminasi oleh jamur, bersihkan media
dengan membuang bagian yang terkontaminasi dan sedikit daerah disekitarnya
menggunakan sendok. Kultur dapat juga dipindahkan ke media baru, dengan mensterilkan botol dan
sumbat busa sebelum dipakai. Bila media menjadi sangat basah,masukkan kertas
saring kedalam botol media tersebut.
3. Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah
Tempat, tanggal, jam penangkapan dan jumlah lalat buah
yang tertangkap dicatat dalam lembar pengamatan. Botol media berisi lalat buah
kemudian diamati
paling sedikit dua kali sehari. Pada saat pertama muncul tahapan pertumbuhan tertentu, tanggal
dan jam pengamatan dicatat. Bila pupa pertama telah muncul, lalat buah parental
harus dikeluarkan dari botol media. Pengamatan dilanjutkan sampai lalat buah
dewasa pertama muncul.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
1 Hasil
Pengamatan
Ø
Pembiakan
(lalat parental) dimasukkan ke dalam botol : 23 November
2011, pkl. 13.00
Ø
Jumlah parental yang dimasukkan ke dalam botol : 17 ekor
Pengamatan
|
|||
Pertama
muncul
|
Ukuran
(mm) dan hasil pengamatan lainnya
|
Tanggal
/ jam
|
Umur
(hari/jam)
|
Telur
|
Ukuran ± 0,6 mm, bulat agak lonjong, berwarna putih, ada yang
menempel pada dinding botol dan permukaan media.
|
23/11/11, pkl. 24.00
|
± 11 jam
|
Larva instar 1
|
Berwarna putih, bentuknya
lonjong dengan ukuran ± 1 mm, bersegmen, bergerak seperti cacing yang bergerak-gerak.
|
23/11/11, pkl. 08.00
|
± 20 jam
|
Larva instar 2
|
ukuran lebih besar dibanding larva instar I, terlihat adanya warna
kehitaman pada bagian anterior larva (mulut larva) ,menggali dengan mulut tersebut
|
24/11/11, pkl. 04.00
|
± 1 hari 18 jam
|
Larva instar 3
|
Bentuknya lonjong dengan
ukuran ± 3 – 5 mm, berwarna putih kekuningan, bergerak seperti cacing dan
sangat loncah, Mulut hitam terlihat jelas berbentuk sungut.
|
25/11/11, pkl. 16.00
|
± 2 hari 8 jam
|
Pengamatan
|
|||
Pertama
muncul
|
Ukuran
(mm) dan hasil pengamatan lainnya
|
Tanggal
/ jam
|
Umur
(hari/jam)
|
Prepupa
|
Tidak ada
pergerakan, muncul selaput yang mengelilingi larva, tubuhnya memendek
|
26/11/11, pkl. 04.00
|
± 2 hari 16 jam
|
Pupa
|
Bentuknya lonjong, warna
coklat, tidak aktif bergerak, ukuran kira-kira sama dengan ukuran prepupa,
menempel di dinding botol atau kapas penutup botol.
|
27/11/11, pkl. 17.00
|
± 3 hari 6 jam
|
Imago
|
Memili bentuk seperti
lalat parental, perbedaan terlihat pada warnanya yang keabu-abuan dan ukuran
dan lebih kecil, dan pergerakkannya juga belum selincah lalat parental.
|
28/11/11, pkl. 08.00
|
± 5 hari 20 jam
|
Foto-foto Perkembangan Siklus Hidup Dhrosophila
melanogaster
Foto Tahapan dan Pengamatan Siklus Hidup
|
Keterangan
|
Hari pertama
Terdapat:
·
Telur
|
|
Foto Tahapan dan Pengamatan Siklus Hidup
|
Keterangan
|
Hari ke 3
Terdapat :
·
Larva instar 1
·
Larva
instar 2
|
|
Hari ke 4
Terdapat :
·
Larva instar 3
|
|
Foto Tahapan dan Pengamatan Siklus Hidup
|
Keterangan
|
Hari ke 6
Terdapat :
·
pupa
|
|
Hari ke 7
Terdapat :
·
imago
|
2. Pembahasan
Pada percobaan siklus hidup Dhrosophila melanogaster ini, praktikan melakukan 2 kali
percobaan. Percobaan pertama dimulai pada tanggal 18 November 2011 dengan memasukka
lalat
buah parental sebanyak
15 ekor pada media. Namun hasil yang
didapatkan pada percobaan pertama ini gagal karena semua lalat parental dan
larva instar 1 yang sudah ada mati pada hari ketiga. Bahkan sebelumnya kami tidak bisa
mendapatkan satu ekor lalat buah ini dengan metode perangkap, lalat-lalat ini
tidak mau masuk. Menurut kami hal ini dapat
disebabkan karena kondisi media yang tidak cocok dengan lalat buah. Media yang
pertama ini telah dicampur oleh bahan kimia yang berupa (sodium benzoat) yang
diharapkan bisa membuat tahan lama media karena ada zat kimia yang dapat
mencegah tumbhnya jamur dan bakteri. Namun yang terjadi pada lalat buah ini tidak bisa bertahan
hidup lama.
Pada percobaan kedua, praktikan mengganti media dengan pisang ambon yang dikerok hingga
halus namun tidak
di kasih bahan kimia seperti pada percobaan pertama. Percobaan kedua
dimulai pada tanggal 23
November
2011 pukul 13.00 dengan memasukkan lalat buah parental sebanyak 17 ekor pada media baru.
Perkembangan pertama yang diamati adalah telur. Praktikan melakukan pengamatan dihari yang pertama pada pukul 12 malam menemukan telur-telur yang berwarna putih dengan ukuran
sekitar 0.6 mm yang menempel pada
dinding botol. Pengamatan dilanjutkan lagi hingga mulai muncul larva instar 1
kira-kira 12 jam dari munculnya telur. Larva instar 1 yang kita amati kira-kira
memiliki ciri yang hampir sama dengan yang ada pada literature yang sudah
disebutkan pada dasar teori diatas bahwa bentuknya lonjong
dengan ukuran ± 1 mm, berwarna putih, bergerak seperti cacing namun tidak
lincah. Perubahan berikutnya adalah dari larva instar 1 menjadi larva instar 2
terjadi kira-kira 20 jam kemudian. Jika dilihat dari bentuk, larva instar 2
memiliki bentuk yang hampir sama dengan larva instar 1. Perbedaan larva instar
1 dan larva instar 2 terletak pada ukurannya yang lebih besar, adanya tanda
kehitaman di mulut, dan pergerakan yang semakin aktif. 12 jam berikutnya,
ukuran larva makin bertambah besar dan fase larva instar 3 mulai muncul. Larva
instar 3 memiliki ukuran yang lebih besar, sekitar 3-5 mm, dibanding larva
instar 1 dan 2. Pergerakan larva instar 3 sangatlah aktif baik di permukaan
maupun di dinding botol. Ciri lain yang membedakan adalah tanda kehitaman pada
mulut, menurut literature adalah gigi, semakin jelas terlihat. Tahap
setelah larva instar 3 adalah prepupa. Prepupa berbentuk lonjong dan terlihat
lebih pendek jika dibandingkan dengan larva instar 3, berwarna putih-putih
bening, letaknya pada dinding, dan terbentuk setelah larva instar 3 bergerak ke
atas (dinding botol) dan tidak aktif lagi. Fase berikutnya adalah pupa.
Perubahan prepupa menuju pupa sekitar 14 jam. Jika dilihat dari ukurannya, pupa
memiliki ukuran yang sama dengan prepupa. Perbedaan yang paling terlihat adalah
dari warnanya, pupa memiliki warna coklat. Baik fase prepupa dan pupa merupakan
fase tidak aktif. Fase yang paling akhir adalah imago. Pada percobaan
yang praktikan lakukan, fase imago didapatkan sekitar 3 hari setelah
pembentukan pupa yang pertama. Fase imago ini terjadi kurang lebih pada hari
keenam. Ciri dari imago hampir menyerupai ciri-ciri umum lalat buah dewasa
(parental). Perbedaan yang terdapat antara imago dengan lalat buah dewasa
adalah dari ukurannya yang lebih kecild dan warna imago yang masih keabu-abuan.
Pada pengamatan, praktikan perlu
mengetahui dan mempelajari siklus hidup Drosophila melanogaster
sebelumnya. Dengan mempelajari siklus hidupnya, akan lebih mudah untuk diamati
fase-fase pergiliran keturunannya dan mudah diamati proses penurunan sifatnya.
Genom Drosophila memiliki kemiripan 77% dengan genom
pada manusia, hal ini yang menyebabkan Drosophila melanogaster sebagai
model yang ideal untuk dipelajari. Selain itu, juga dapat diaplikasikan untuk
meningkatkan jangka hidup manusia dan mempelajari mortalitas manusia.
Orang pertama yang menggunakan Lalat buah (Drosophila
melanogaster) sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan
yang berhasil menemukan “pautan seks” dan “gen rekombinan”. Ada beberapa
keuntungan sehingga lalat buah banyak dijadikan objek untuk kajian-kajian
genetik, di antaranya :
- Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat.
- Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari.
- Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati.
- Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar.
- Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki “Giant Chromosme”. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya.
- Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula.
- Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa (imago).
KESIMPULAN
Dari pengamatan tentang siklus hidup Dhrosophila
melanogaster yang telah dilakukan, didapatkan bahwa :
1.
Lama waktu siklus hidup Dhrosophila melanogaster
yang ditangkap dari dewasa hingga
menghasilkan imago memerlukan waktu sekitar 7 hari.
2.
Dhrosophila melanogaster mengalami
metamorphosis sempurna dengan tahapan-tahapannya diawali oleh telur – larva
instar 1 – larva instar 2 – larva instar 3 – prepupa – pupa – imago.
3.
Lama
fase telur sekitar 19 jam, larva instar1 sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar
1 hari, larva instar 3 sekitar 1 hari, prepupa 2 hari, dan pupa 3 hari. Lama
siklus hidup lalat Drosophila melanogaster sejak telur menjadi imago
adalah selama 10 hari.
4.
Lama
perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan
termasuk suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan.
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Wildan. 1996. Genetika. Bandung : Penerbit Tarsito.
Silvia, Triana.
2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap
Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas
Padjdjaran.
Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics with Drosophila.
London: John Wiley and Sons, inc..
Anonim. 2009. Dhrosophila melanogaster. http://wikipedia.com/dhrosophila-melanogaster/. Diakses tanggal 20 November 2011.
Ashburner,
Michael. 2002. Drosophila Genomics and Speciation. http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner. diakses tanggal 20 November 2011.
PROFIL
NAMA : AHMAD KHAERUDIN (Dien)
TTL :
Indramayu 2, September 1991
ALAMAT :
Jln: K.H. Abdul basyir Ds. Kertnegara, Kec. Haurgeulis, Kab.Indramayu.
MOTTO :
“Berani Hidup katika sudah
Melihat Dunia”
|
▷ Casino Site | LuckyClub Live
BalasHapusWelcome to Lucky Club Casino ✓ New member. ➤ Sign up for a £10, get £50 FREE bet + 30 FS + 125 Free Spins on Slot Games ✓ 24-7 Support ✓ 24/7 luckyclub.live